BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Defenisi
Operasional
Menguraikan metodologi peneliti yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah perlu dijelaskan dengan singkat defenisi operasional dari
indikator empirik variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
I. Peranan Guru PAK
1. Guru sebagai gembala
Guru PAK harus mampu menggembalakan
muridnya yang diupayakan dalam pembelajaran. Untuk membina dan memajukan hidup
kerohanian muridnya, sehingga para murid mampu mengasihi, memelihara,
mengembangkan kepercayaan agar pemahaman seksualitas
yang sehat mampu mereka bangun dalam
bentuk persekutuan yang Alkitabiah.
Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala interval yaitu yang berdasarkan pada penjumlahan skor tiap item dan dapat
menggambarkan tentang objek yang dinilai secara sesuai (konsisten).
2.
Guru sebagai pedoman atau pemimpin
Guru PAK diupayakan menjadi tokoh yang di
teladani. Dengan demikian setiap siswa tidak merasa dipaksa, melainkan harus
membimbing secara halus dan lemah lembut. Dalam hal ini Siswa/I membangun pemahaman seksualitas yang sehat bersumber dari contoh yang ditampilkan seorang guru PAK.
Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala interval yaitu yang berdasarkan pada penjumlahan
skor tiap item dan dapat menggambarkan tentang objek yang dinilai secara sesuai
(konsisten).
3.
Guru sebagai penginjil
Guru PAK
memiliki tanggungjawab atas penyerahan diri setiap murid yang diajarnya kepada
Yesus, supaya setiap murid semakin rajin dan setia dalam pemahaman seksualitas yang sehat hingga mencapai jenjang yang lebih serius dan kudus.
Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala interval yaitu yang berdasarkan pada penjumlahan
skor tiap item dan dapat menggambarkan tentang objek yang dinilai secara sesuai
(konsisten).
II. Pemahaman seksualitas yang sehat
Pemahaman seksualitas yang sehat adalah memiliki
pemahaman yang benar tentang tubuh dan seksualitas secara teologis-alkitabiah
yang memberi dasar yang kuat bagi kaum
muda secara khusus remaja Kristen, sehingga menolong mereka untuk membangun
perilaku dan tindakan seksual yang sehat. Sehingga para anak-anak remaja merasa
nyaman dengan tubuh mereka dan menunjukan sikap dan perilaku seksual yang sehat
secara utuh dan menyeluruh. Sehingga ada
pemahaman yang sehat dalam pembentukan karakter laki-laki dan perempuan dewasa.
Pemahaman ini harus terikat dalam kehidupan bersama dan mencerminkan
nilai-nilai kerajaan Allah.
Skala pengukuran yang digunakan adalah
skala interval yaitu yang berdasarkan pada penjumlahan skor tiap item dan dapat
menggambarkan tentang objek yang dinilai secara sesuai (konsisten).
B . Jenis Metode Penelitian
Jenis
penelitian berhubungan erat dengan metode yang digunakan dalam penelitian.
Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu yang sengaja dirancang
untuk menganalisa dan menginterpretasikan data dan menentukan hubungan atau
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, kemudian menarik kesimpulan
tentang data yang dikumpulkan dan analisa. Disamping untuk menganalisa dan
untuk menginterpretasi data. Sesuai dengan itu, Arief (1982:415) mengatakan, “metode
deskriptif ini juga menetapkan sifat dan situasi yang terjadi pada waktu
tertentu”.
Sejalan
dengan itu, Amirman (1993:21) menjelaskan alasan memilih metode deskriptif,
yakni “metode deskriptif bertujuan untuk
mendeskripsikan keadaan sekarang, penentuan analisa dan menginterpretasikan
kondisi yang terjadi sekarang serta menentukan hubungan antara variabel dalam
fenomena yang diteliti “.
C. Lokasi
Penelitian
Adapun Judul penelitian ini adalah Peranan Guru PAK untuk Mengembangkan Pemahaman Seksualitas
yang Sehat dalam Kehidupan Remaja dan yang akan menjadi
lokasi penelitiannya adalah SMK 1 YP HKBP Pematangsiantar.
Alasan memilih lokasi penelitian tersbut:
1. Mayoritas
Siswa/I di SMK 1 YP HKBP Pematangsiantar adalah perempuan sebanyak 91 %
2. Adanya minat yang besar dari para Siswa/I SMK 1 YP Pematangsiantar untuk mengetahui batasan yang baik mengenai
seksualitas
3. Lokasi SMK 1 YP Pematangsiantar belum pernah diteliti.
D .Populasi dan Sampel
a)
Populasi
Sudjana (1992:5) mengatakan, “Populasi
adalah totalitas dari semua nilai atau pengukuran kuantitatif maupun kwalitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan
jelas yang ingin dipelajari dari sifat-sifatnya”
Penelitian ini tidak selalu langsung meneliti segenap populasi tetapi
sebuah sampel yang dapat dipandang dengan representatif terhadap populasi,
karena itu maka penelitian ini yang
menjadi populasi adalah Siswa/i SMK 1 YP HKBP Pematangsiantar khususnya kelas XII yang beragama Kristen Protestan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.
Keadaan Populasi
Kelas
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
XII 1
|
6
|
21
|
27
|
XII 2
|
1
|
28
|
29
|
XII 3
|
1
|
32
|
33
|
Jumlah |
8
|
81
|
89
|
Sumber : Keadaan Statistik Siswa/I SMK 1 YP HKBP Pematangsiantar Tahun 2012/2013
b)
Sampel
Sudjana (1994:6) mengatakan “Sampel adalah bagian
terkecil dari populasi”. Data penarikan sampel tidak dilakukan dengan
sembarangan, sebab sampel harus dapat mewakili seluruh populasi, artinya segala
karakteristik populasi yang akan diteliti hendaknya tercermin dalam sampel yang
diambil atau disebut representatif sifatnya dari keseluruhan.
Berdasarkan tabel diatas dan mengikuti pendapat Sudjana,
maka sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 89 orang.
E.Jenis dan Pengukuran Data
Dalam pengumpulan
data ini dipergunakan angket tertutup (kuesioner) yang disebarkan dan diisi
oleh responden. Di dalam angket tersebut akan diajukan berbagai pertanyaan
dimana responden di minta untuk menjawab dengan memilih salah satu alternatif
jawaban yang tersedia.
Alasan memilih angket tertutup dalam pengumpulan data yaitu mengacu pada pendapat S. Nasution ( 1982: 151 ) yang mengemukakan
bahwa keuntungan angket tertutup adalah :
1.
Angket tertutup mudah diisi.
2.
Lebih memusatkan responden pada
pokok-pokok persoalan
3.
Waktu yang dibutuhkan untuk
mengisi relatif singkat
4.
Lebih mudah mentabulasikan dan
menganalisanya.
Angket atau kuesioner setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan memiliki
alternatif jawaban yang terdiri dari 3 pilihan dengan ketentuan :
a.
Untuk pilihan “a” diberi bobot
“3”, artinya option “a” lebih besar pengaruhnya
b.
Untuk pilihan “b” diberi bobot
“2”. Kurang berpengaruh
c.
Untuk pilihan “c” diberi bobot
“1”. Tidak berpengaruh
Penyusunan angket,
terlebih dahulu dibuat kisi-kisi (Lay Out) angket dengan maksud agar penyusunan
item atau angket dapat terperinci sesuai dengan Lay Out angket. Untuk lebih
jelas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 2
Lay out tentang Peranan Guru PAK
(X) Atau variabel bebas
No
|
Aspek yang dipertanyakan
|
Jumlah item
|
1.
2.
3.
|
Guru sebagai gembala
Guru sebagai pedoman/
pemimpin
Guru sebagai penginjil
|
1-10
11-20
21-30
|
Tabel 3
Lay out angket tentang Pemahaman Seksualitas Yang Sehat
(Y) atau Variabel terikat
No
|
Aspek yang dipertanyakan
|
Jumlah item
|
1.
2.
3.
|
Seksualitas dalam kehidupan
bersama
Budaya seksual mencerminkan
nilai-nilai kerajaan Allah
Teladan menjadi perempuan
dan laki-laki
|
31-35
36-40
41-45
|
Ket: Disusun berdasarkan indikator variabel bebas ( X ) dan
indicator variabel terikat (Y )
Setelah melakukan penyebaran angket, maka dilakukan wawancara di tempat
penelitian yang dianggap dapat memberikan informasi sehubungan dengan
penelitian ini. Wawancara di maksud untuk mendukung kebenaran data yang
diperoleh dari responden. Dengan demikian hasil wawancara tersebut akan
mendukung hasil angket penelitian.
F.
Alat Pengukuran
F.1. Kesahihan Alat Ukur
Alat pengkuran data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
atau angket tertutup. Agar angket tertutup (Kuesioner) dapat memberikan hasil
yang tepat, perlu diukur kesahihannya yaitu dengan menggunakan uji validitas
isi kuesioner.
Alat pengukuran
dapat dikatakan valid, apabila mengukur apa yang hendak diukur dengan teliti,
sehingga masalah validitas dalam penelitian ini adalah ketelitian serta
ketepatannya. Menurut Hadari Nawawi mengatakan bahwa ada 4 (empat) jenis-jenis
validitas yakni :
1. Construct
Validity
Construct Validity menunjuk kepada
asumsi bahwa alat ukur yang dipakai mengandung suatu defenisi operasional yang
tepat dari konsep teoritis.validitas ini adalah suatu alat ukur yang bertolak
dari kontruksi teoritis tentang faktor-faktor yang akan diukur oleh suatu alat
ukur. Construct Validity ini sering juga disebut logical validity
2. Face
Validity
Validitas ini sering juga disebut
validitas lahir atau validitas tampang. Validitas ini mengukur bagaimana
kegiatan objek yang sedang diukur, oleh karena itu validitas ini tidak dapat
mengukur secara teliti. Jika penelitian
dilakukan kepada manusia karena manusia selalu mengadakan reaksi kepada
rangsangan-rangsangan sehingga mempunyai kemungkinan yang tak terbatas terhadap
alat ukur yang dikenakan kepadanya.
3. Faktorial
Validity
Validitas ini adalah penilaian yang
ditinjau dari segi apakah item yang disangka telah mengukur faktor tertentu dan
telah benar-benar memenuhi fungsinya. Suatu alat ukur yang bertolak dari
konstruksi teoretis tentang factor-faktor.
4. Emperical
Validity
Validitas empirik selalu menggunakan
kriterium sebagai derajat kesesuaian antara apa yang dinyatakan oleh hasil
pengukuran dengan keadaan senyatanya. Misalnya suatu alat ukur kecakapan
pemimpin suatu perusahaan harus pertama-tama dinilai seberapa tinggi kenyataan
sukses yang diperoleh, kenyataan ini yang dipakai untuk menilai/memprediksi
baik atau buruknya seseorang pemimpin perusahaan tersebut.
Standar ketelitian validitas alat pengukur guna menguji ketatapan dan
ketelitiannya maka digunakan konsep logical validity (Contruct Validity).
Logical Validity atau Contruct Validity adalah hal-hal yang diselidiki
berdasarkan konsep teoritis, kemudian diciptakan defenisi operasional tersebut
kemudian dibangun item-item angket sebagai pedoman menetapkan angket. Dengan
demikian daftar pernyataan (angket) yang dipakai mempunyai kesalihan isi
(Content Validity) yang tinggi karena dapat mengukur konsep yang sebenarnya.
F.2. Skala Pengukuran
Melakukan pengujian hipotesa, dipakai jenis
skala pengukuran. Tiap indikator variabel X dan Variabel Y ditentukan jenis
skala pengukurannya. Jenis skala ini mempunyai konsekuensi terhadap model
pengukuran.
Jenis skala pengukuran yang digunakan adalah
skala interval dan nisbah atau ratio. Menurut Irianto (1998:22 ) mengatakan
bahwa, ‘’ kondisi skala interval sama dengan kondisi skala ratio, maka tehnik
analisa yang digunakan pada skala interval juga berlaku pada skala ratio.’’
Skala interval dengan skala ratio adalah
skala yang digunakan untuk menunjukkan adanya penggolongan yang mempunyai
kebesaran yang sama. Cirri tersebut mempunyai kebesaran yang berkelanjutan (
kontiniu ) sehingga dapat diukur. Penentuan jenis skala yang digunakan dalam
penelitian adalah berdasarkan indicator empirik dari variabel bebas ( X ) dan
Variabel terikat ( Y ).
G. Uji Reabilitas
Uji reabilitas berguna untuk membuktikan andalan atau tidaknya suatu alat
ukur yang digunakan. Keterandalan alat ukur yang digunakan dikatakan bagus
apabila dilakukan pengukuran dengan mengacu uji dua (split half test). realitas lebih mudah dimengerti dengan
memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yaitu kemantapan ketetapan dan
hemogenitas.
Pengujian reabilitas angket data dengan uji belah dua (split half test) yaitu dengan menghitung
korelasi “r” atas (X) dan (Y).
H. Prosedur pengolahan Data
Pengolahan data yang benar dan sistematis maka
akan membuahkan suatu penelitian yang jelas arah dan tujuannya. Setelah angket
diisi dan dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan. Sejalan dengan hal di
atas, Sudjana menguraikan beberapa pengolahan data sebagai berikut:
1.
Memeriksa kembali data yang
diperoleh dari responden, untuk mengetahui apakah data tersebut sudah benar dan
dapat dipercaya (tahap editing).
2.
Menjumlahkan skor masing-masing
responden dari variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
3.
Mencari rata-rata (mean) dari
kedua variabel (X dan Y) dengan menggunakan rumus:
4. Menstabulasikan
data yang diperoleh kedalam daftar distribusi frekuensi dengan
aturan Sturges
5. Mencari simpangan baku (standart deviasi).
I. Tekhnik Analisa Data
Tehnik yang
dilakukan untuk menganalisa data penelitian adalah analisis data
kuantitatif. Data yang diperoleh dalam
bentuk kuantitatif dengan berpedoman pada skala likert. Data analisis dengan
tehnik statistik deskriptif dan infrensial. Analisa deskriptif yaitu
menggambarkan data sebagaimana adanya. Analisa infrensial yaitu untuk menarik
kesimpulan melalui analisa statistik. Selanjutnya untuk menganalisa data dalam
rangka pengujian hipotesis di terima atau tidak di terima, maka dilakukan uji
normatis data. Kemudian jika data telah diketahui normal maka dilakukan uji
korelasi dan uji hipotesis.
1.
Analisa
Data Khusus Tentang Angket
Setelah data angket terkumpul
seluruhnya, selanjutnya data tersebut diolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
a. Menjumlahkan pilihan masing-masing
responden berdasarkan bobot setiap pilihan. Hasil yang diperoleh merupakan
jumlah skor suatu variabel. Skor variabel masing-masing responden ditentukan
dengan menggunakan rumus
Keterangan
:
X = Suatu variabel untuk masing-masing
responden.
SC = Jumlah skor dari suatu variabel.
f = Frekuensi (banyaknya pertanyaan).
Model 1
Tabulasi Frekuensi Peranan Guru PAK
No / Nama Responden
|
Pilihan
|
Jumlah
|
SC
F
|
||||||
A
|
B
|
C
|
|||||||
F
|
SC
|
F
|
SC
|
F
|
SC
|
F
|
SC
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Angket yang telah diisi
responden dari test pilihan berganda
Model 2
Tabulasi Frekuensi Pemahaman Seksualitas yang Sehat
No / Nama Responden
|
Pilihan
|
Jumlah
|
SC
F
|
||||||
A
|
B
|
C
|
|||||||
F
|
SC
|
F
|
SC
|
F
|
SC
|
F
|
SC
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Angket yang telah diisi
responden dari test pilihan berganda
b. Menentukan
Klasifikasi nilai/Klasifikasi tanggapan
Model
3
Klasifikasi
Nilai/Klasifikasi Tanggapan Tentang
Peranan Guru PAK
Klasifikasi Nilai
|
Klasifikasi Tanggapan
|
2,34 – 3,00
1,67 – 2,33
1,00 – 1,66
|
Sangat Berpengaruh
Berpengaruh
Kurang Berpengaruh
|
Model 4.
Klasifikasi Nilai/Klasifikasi Tanggapan Tentang
Pemahaman Seksualitas Yang
Sehat
Klasifikasi Nilai
|
Klasifikasi Tanggapan
|
2,34 – 3,00
1,67 – 2,33
1,00 – 1,66
|
Sangat Baik
Baik
Kurang Baik
|
2. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data adalah untuk mengetahui
tentang data variabel (X) dan data tentang variabel (Y) berdistribusi
normal atau tidak, dengan memakai statistik Chi Kuadrat.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah
:
1.
Menentukan batas kelas interval
2.
Menghitung angka baku dengan
menggunakan rumus :
Di mana :
X =Rata-rata masing data
S = Simpangan Baku.
3. Menghitung luas daerah tiap interval.
4. Menghitung frekuensi harapan (Ei). Dengan cara mengalihkan luas
tiap kelas interval dengan jumlah sampel (n).
5. Menghitung kuadrat selisih antara frekuensi pengamatan dengan
frekuensi harapan dengan dibagi frekuensi harapan.
6. Menghitung jumlah poin No. 5 dan itulah yang menjadi Chi Kuadrat (x2)
dengan rumus
Di mana : Oi
= Frekuensi pengamatan
Ei
= Frekuensi harapan.
Tabel X 2 dapat dilihat daftar X 2
pada taraf signifikan 1 – a dan dk – 3 dengan kriteria pengujian jika
harga X 2 hitung < X 2 tabel, maka hasil pengujian berdistribusi normal
dalam hal lainnya tidak berdistribusi normal.
3. Pengujian Hipotesa
Irianto menjelaskan, “untuk menguji hubungan fungsional kedua variabel
yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y) dianalisa dengan menggunakan rumus koefisien yang di sebut dengan
“korelasi product moment pearson”,
dengan rumus:
a.
Uji Signifikan Koefisien
Korelasi
Uji signifikan korelasi adalah untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan variabel X dan Variabel Y, melalui statistik
’t’dengan rumus sesuai pendapat dari Sudjana (1984:165):
Di mana :
t = Uji keberartian
r = Hasil koefisien
n = Jumlah responden
r2 = Kuadrat
hasil koefisien korelasi
Kriteria pengujian, jika harga t hitung lebih besar (>) dari t tabel yang
terdapat pada distribusi t pada taraf
signifikan 1 – ½ a dengan dk = n – 2 maka koefisien korelasi r adalah
cukup berarti atau hubungan X dan Y ada dan signifikan.
b.
Koefisien Determinasi
Sudjana mengatakan, “untuk mengetahui sejauhmana peranan
atau besarnya konstribusi X terhadap Y,
maka digunakan atau ditentukan oleh koefisien korelasi (r2)”,
hasilnya diperoleh dengan menggunakan rumus : 100 r2 %
Di mana :
r =
Koefisien korelasi.
X =
Skor variabel X
Y =
Skor variabel Y
N = Jumlah responden
X2 = Jumlah kuadrat skor X.
Y2 = Jumlah kuadrat skor Y
XY =
Jumlah hasil kali skor X dengan Y
c.
Uji Regresi Linier Sederhana
Untuk mengetahui
bentuk persamaan regresi pada analisis regresi linier sederhana maka dipakai
rumus :
”.
Menentukan harga “a” dan “b”
dihitung dengan menggunakan rumus :
d.
Uji Kelinieran Regresi
Mengetahui apakah hipotesis tentang
model regresi linier di terima atau ditolak. Maka dilakukan uji regresi linier
yaitu dengan menggunakan rumus:
Kriteria pengujiannya :
Hipotesis model regresi
diterima jika Fhitung, Ftabel (1 – a)(k – 2, n –
k). Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
Model Tabel 5
Anava Untuk Uji Independen dalam Regresi Linier
Dan Untuk Uji Kelinieran Regresi
Sumber variasi
|
dk
|
JK
|
RJK
|
F
|
Total
|
N
|
Y21
|
Y21
|
-
|
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Residu
|
1
1
n – 2
|
Y21/n
Jkreg = JK(b/a)
Kres = (Y1 – Y1)2
|
Y21/n
Jkreg = JK(b/a)
|
|
Tuna cocok
Kekelinieran
|
k – 2
n - 2
|
JK (TC)
JK (E)
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar